BAHASA ORANG TORAJA
21.39 0 Comments » Orang Toraja mempunyai bahasa sendiri, yakni bahasa Toraja yang dipakai di rumah ataupun dalam pergaulan hidup sehari-hari di samping bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Bahasa Toraja ini dapat dibagi dalam bahasa pergaulan dan bahasa Tominaa atau bahasa kesusasteraan yang sulit dipahami oleh masyarakat biasa, misalnya:
Bahasa Toraja Pergaulan | Bahasa Tominaa | Bahasa Indonesia |
Baine Pare Tedong Siulu’ku | Simbolong manik Tallu bulinna Sanglamba bulunna Renden loloku | Perempuan Padi Kerbau Saudaraku |
Di samping itu, ada bahasa sopan yang semberono kalau salah dipergunakan. Misalnya, kata “iko” sebagai pengganti kata engkau untuk kawan biasa atau golongan yang lebih rendah atau lebih muda umurnya tapi dalam kekeluargaan termasuk jenjang keluarga “anak atau cucu” dan kata “kamu” adalah bahasa sopan sebagai pengganti kata engkau untuk memanggil seorang yang lebih tinggi atau lebih tua atau dianggap lebih tinggi. Akan tetapi di bagian barat Toraja, kata “iko” dianggap sopan seperti misalnya: “iko ambe!” yang berakti “engkau bapak”, sedangkan bahasa ini kedengaran sangat lucu di daerah Makale dan Rantepao yang seharusnya “kamu ambe!”.
Bahasa Toraja tidak hanya dipergunakan oleh penduduk Tana Toraja, tetapi juga oleh orang Mamasa, orang Rongkong, orang Patilang dan Ranteballa, orang Duri dan mirip sekali dengan bahasa Mandar. Ciri khas bahasa Toraja ialah banyak memakali koma a’in (‘), seperti ta’de=hilang, ma’rang= haus, mata’ka’=lelah, dan tidak ada akhiran S,R, seperti Lukas=Luka’, Luther=Lute’, dan lain-lain.
0 komentar:
Posting Komentar